Artikel

Rumah Belajar

Post Page Advertisement [Top]

Dilema Etika atau Bujukan Moral?

 


Selasa 18 Oktober 2022, Saya bertemu dengan Bu Nina Sumartini, S.Pd. Beliau adalah Kepala Sekolah di SDN Mojorejo 1 Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. Sebelumnya saya sudah lama membuat janji bertemu, karena jadwal kami yang tidak cocok maka kami sepakat bertemu diluar jam Sekolah.


Selama menjabat sebagai Kepala Sekolah, beliau pernah mengalami beberapa kali kasus dilema etika. Baik itu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan maupun jangka pendek lawa jangka panjang. Beliau dihadapkan pada situasi yang sama-sama rumit dan dua-duanya mengandung kebenaran. Maka yang biasanya dilakukan oleh Bu Nina adalah mengumpulkan informasi sebanyak dan seakurat mungkin dari berbagai pihak. Informasi tersebut diendapkan beberapa saat untuk kemudian dicerna. Bu Nina tidak mengambil keputusan secara spontan, semua keputusannya dipertimbangkan dari beberapa sisi. Salah satu pertimbangan beliau adalah, apakah keputusan tersebut bertentangan dengan hukum atau tidak, apakah sesuai dengan kode etik, apakah bertentangan dengan hati nurani, apakah sudah mengakomodir kebutuhan siswa dan sekolah. Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, Bu Nina mulai mengambil keputusan dan melakukan tindakan.

Bu Nina Sumartini (Kanan)

Menurut beliau, tantangan yang sering dihadapi adalah kurangnya daya dukung dari beberapa pihak. Untuk mengatasinya, beliau mengadakan pertemuan dan membahasnya untuk menyamakan presepsi saat terjadi kasus di sekolah tersebut. Pembinaan dan monitoring dari pengawas sekolah dimanfaatkan beliau untuk bertukar pendapat dan menambah masukan. Sehingga saat ada permasalahan, bu Nina bisa mendapatkan opsi Trilema. Satu hal yang menjadi pedoman beliau adalah saat menjadi Kepala Sekolah harus bisa menjaga ucapan, menampung segala informasi dan tidak grusa grusu mengambil keputusan.

 

Selanjutnya, pada Kamis, 20 Oktober 2022 saya bertemu dengan Bu Eka Wahyu Hidayati S.Pd, M.Pd. Beliau adalah Kepala SMPN 2 Mojosari tempat dimana saya mengabdi saat ini. Dari percakapan yang berlangsung, saya mendapatkan keterangan bahwa banyak sekali dilema etika yang beliau alami selama menjabat sebagai Kepala Sekolah. Ada pula beberapa kasus bujukan moral, namun secara bijak akan beliau tolak.

Dalam menghadapi situasi dilema etika beliau selalu melihat kebutuhan yang bermuara pada murid. Karena itu, dari ketiga prinsip pengambilan keputusan yang ada, Bu Eka lebih sering menggunakan prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli. Sebagai seorang Kepala Sekolah, Bu Eka memiliki sifat yang terbuka mau menerima saran dan masukan dari berbagai pihak, menggunakan akal sehat dan mempertimbangkan setiap lahkah yang diambil agar tidak mencederai banyak pihak terutama murid.

Bu Eka Wahyu.(kiri)
Langkah pengambilan dan pengujian keputusan beliau lakukan melalui identifikasi nilai-nilai kebajikan apa yang ada, fakta-fakta yang tersaji,melakukan uji benar atau salah, menguji paradigma, melakukan prinsip berbasis rasa peduli, kemudian melihat apakah ada alternatif solusi dari dilema tersebut. Beliau juga melakukan tukar pendapat dengan beberapa pihak dan melakukan jejaring dalam beberapa kasus yang dihadapi. Sehingga saat mengambil keputusan, semua sudah dipikirkan secara matang.

Dari percakapan dengan bu Eka, saya mendapat pelajaran bahwa menjadi seorang Kepala Sekolah harus bijak, mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, berhati besar, dan selalu bermuara pada murid. Sehingga saat menghadapi dilema etika, kita mampu mendapatkan solusi terbaik.

Selanjutnya apabila kita dihadapkan pada situasi dilema etika, ada beberapa hal yang perlu kita pahami diantaranya. 4 Paradigma Dilema etika antara lain:

1. Individu lawan Kelompok

2. Rasa Keadilan lawan rasa kasihan

3. Kebenaran lawan Kesetiaan

4. Jangka pendek lawan jangka panjang

Diikuti dengan 3 Prisip pengambilan keputusan yaitu:

1. Berpikir berbasis Hasil Akhir

2. Berpikir berbasis Peraturan

3. Berpikir berbasis Rasa Peduli.

Adapun konsep pengambilan dan pengujian keputusan bisa dilakukan melalui 9 langkah sebagai berikut:

1. Mengenal nilai-nilai yang saling bertentangan

2.Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut

3. Mengumpulkan Fakta-fakta yang relevan

4.Pengujian benar atau salah.

    a. Uji legal

    b. Uji regulasi

    c. Uji Intuisi

    d. Uji Publikasi

    e. Uji Panutan/Idola

 5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

6. Melakukan prinsip Resolusi

7. Investigasi Opsi Trilema

8. Buat Keputusan

9. Lihat lagi keputusan dan Refleksikan.

Jika pada saat melakukan uji Benar atau salah kita menemukan ada satu saja unsur yang salah, maka kasus yang kita hadapi bukan lagi Dilema Etika melainkan Bujukan Moral yang harus kita tolak.

Itulah langkah-langkah yang akan saya ambil jikalau menghadapai situasi Dilema Etika. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]