Saya ingat betul supervisi
pertama kali saya dilakukan olek Bapak Kepala Sekolah,Pak Samsul Rakhman. Berdasarkan
pengetahuan saya yang terbatas, saat itu saya hanya fokus mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang lengkap dan baik. Proses pembelajaran pun saya rencanakan
sedemikian rupa agar bisa menampilkan suasana pembelajaran yang terbaik mulai dari
persiapan media pembelajaran, LKPD hingga sumber belajar murid. Jujur pada saat
itu hal-hal tersebut tidak selalu saya lakukan di setiap pembalajaran kepada murid.
Saya merasa cukup percaya bahwa supervisi akan berjalan lancar karena semua
sudah saya persiapkan dengan baik.
Sepanjang supervisi
berlangsung, Bapak Kepala Sekolah hanya mengamati dan tidak berkomentar
sedikitpun selama proses pembelajaran berlangsung. Hingga proses observasi
berlangsung, beliau mengajak saya duduk untuk melakukan refleksi bersama. Saya
merasa terkejut karena beliau menuliskan semua kegiatan saya dan kegiatan
murid-murid saya selama proses pembelajaran. Semuanya tertulis detail di buku
catatan beliau. Mulai dari pendampingan saya kepada beberapa kelompok yang tidak
merata, adanya siswa yang tidak fokus dan tidak paham apa yang harus dilakukan,
hingga ke pemilihan media yang kurang menarik perhatian murid. Kemudian beliau
menunjukkan pada saya lembar check list observasi yang belum pernah saya lihat
sebelumnya.
Dari rasa terkejut kemudian
malu, saya yang tadinya merasa percaya diri menjadi menyadari bahwa masih
banyak kekurangan saya dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Dari sana
saya belajar lebih banyak dengan bertanya, berkonsultasi kepada beliau dan berkolaborasi
dengan beberapa rekan guru hingga mengikuti Bimtek dan juga Program PPG di UM. Dalam
proses belajar tersebut, saya mendapat pemahaman yang baik dan mendalam tentang praktik-praktik
pembelajaran sehingga saya dapat meningkatkan
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional saya. Sehinnga saya mulai bisa membangun keyakinan
kembali tentang bagaimana memberikan pembelajaran yang baik kepada siswa.
Berdasarkan pengalaman
saya, agar proses supervisi akedemik dapat membantu kita berkembang sebagai seorang pendidik maka idealnya supervisi
akademik diawali dengan pemimpin sekolah yang dapat mengidentifikasi kebutuhan
pengembangan kompetensi diri dan orang lain dengan menggunakan pendekatan yang
sesuai dengan kebutuhan tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
yang diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan agar pengembangan diri
dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah. Salah satu pendekatan yang
memberdayakan adalah coaching yang bisa menjadi pembuka potensi seseorang untuk
memaksimalkan kinerjanya. Dalam kaitan pelaksanaan supervisi akademik yang
ideal tersebut, maka menurut saya posisi yang paling sesuai sebagai pelaksana adalah
di nomer 8. Karena untuk dapat mengidentifikasi setiap kebutuhan pengajar diperlukan
pengetahuan dan pengalaman yang cukup memadahi. Sedangkan saya merasa masih
perlu untuk lebih banyak belajar dan mencari pengalaman.
Dengan mempelajari modul
ini saya berharap menjadi CGP yang mampu memahami apa itu supervisi akademik melalui
materi Coaching saya juga berharap mampu berlatih membangun komunikasi yang
empatik dan memberdayakan sebagai Pemimpin Pembelajaran dalam membuat perubahan
strategis yang mampu menggerakan komunitas sekolah sehingga saya bisa pememberikan
pembelajaran yang berpusat pada murid dan juga mampu memberikan pengembangan
kompetensi diri dalam setiap pendidik
mulai dari diri; Modul 2.3 CPG Angkatan V
Tidak ada komentar:
Posting Komentar