Saya menyadari bahwa setiap anak adalah
unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah
menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh
dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan
memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan
bahagia.
Setiap murid yang duduk di kelas saya
adalah individu yang unik. Dengan kesadaran ini, saya berusaha menggali dan
mengenali individu anak melalui diagnostik awal non kognitif. Setelah itu
dilanjutkan dengan diagnostik awak kognitif. Dari sini, saya bisa mendapat
gambaran awal untuk mengembangkan kerangka acuan dalam menjalankan praktik-praktik pembelajaran di kelas dan di
sekolah, serta menjadi kerangka acuan saat mengevaluasi praktik-praktik
pembelajaran sama.
Saya merancang pembelajaran yang
mengakomodir karakter dan gaya belajar murid yang berbeda-beda, ada murid saya
yang memiliki gaya belajar linguistik, audio-visual, dan juga kinestetik. Untuk
itu, saya merancang media pembelajaran yang berbeda saat kami mempelajari satu
topik. Saya menggunakan media Google Sites. Dengan Aplikasi ini, saya merancang
sebuah blog pembelajaran yang berisi materi berupa artikel bagi yang suka
membaca, video terkoneksi Youtube bagi mereka yang memiliki gaya belajar
Audio-Visual, serta membuat Game edukasi melalui wordwall untuk mereka yang
memili gaya belajar kinestertik. Pada blog tersebut, saya juga menyematkan
beberapa bentuk Asesmen yang mengakomodir kebutuhan siswa. Asesmen tersebut
berupa essay, poster, puisi, infografis ataupun peta pikiran. Saya berharap
dengan menerapkan kegiatan belajar berdiferensiasi saya bisa memnuhi kebutuhan
mereka yang berbeda-beda.
Tentunya dalam melakukan kegiatan tersebut
saya menghadapi banyak tantangan. Antara lain
Pada Tahap Perencanaan: Saya harus mampu menganalisis apa saja karakter dan kebutuhan
murid-murid saya.Kemudian menganalisis masing-masing topik pembelajaran dan
menyesuaikan model Pembelajaran yang sesuai beserta media dan asesmennya.
Setelah itu membuat rancangan untuk diterapkan di kelas yang pastinya
membutuhkan waktu cukup lama. Untuk mengatasi kendala ini saya berusaha
meningkatkan kompetensi saya dengan melakukan curah pendapat bersama rekan
guru, mengikuti Bimtek dengan Nara sumber terpercaya, saya pernah berdiskusi
langsung dengan Pak Wahono Widodo, beliau adalah Dosen Unesa yang sudah
terkenal kompeten dalam menyusun model pembelajaran serta asesmen murid. Selain
itu, saya juga melakukan belajar secara mandiri dengan membaca artikel dari
berbagai sumber serta melihat praktik baik pembelajaran rekan-rekan guru
melalui Guru Belajar dan Berbagi.
Pada Tahap pelaksanaan: Tantangan terbesar saya adalah bagaimana cara menyampaikan
rancangan pembelajaran yang saya buat mampu mengakomodir semua siswa, kendala saran prasarana termasuk jariangan
internet juga menjadi kendala yang cukup berarti. Untuk mengatasinya, saya
berdiskusi dengan rekan guru tentang bagaimana cara mengelola kelas yang
efektif dan mencoba berbagai skenario pembelajaran yang sesuai. Dari curah
pendapat ini, saya mendapat banyak masukan yang bisa saya terapkan di kelas.
Untuk sarana dan prasarana , saya melakukan koordinasi dengan pihak Sarpras dan
Kepala Sekolah, dari sini saya mendapat kemudahan. Dengan koordinasi dan
kolaborasi berbagai pihak kita akan menemukan berbagai potensi dan pilihan yang
bisa kita gunakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar