Artikel

Rumah Belajar

Post Page Advertisement [Top]

Inovasi Teknologi Sederhana yang Ramah Lingkungan

 

    Indonesia adalah negera yang memiliki sumberdaya alam (SDA) yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui seperti cahaya matahari, geotermal, angin, gelombang pasang, dan tenaga air dari aliran sungai maupun SDA yang tidak dapat diperbaharui seperti batubara, gas alam, dan minyak bumi sangatlah melimpah. Namun, semua sumber daya tersebut belum dimaksimalkan untuk kesejahteraan bangsa Indonesia, sehingga masih banyak penduduk Indonesia yang kesejahteraannya masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah bangsa Indonesia belum mampu menciptakan teknologi yang tepat untuk untuk mengolahnya sebaik mungkin.Macam-macam sumber daya alam dapat dipelajari di http://belajar.kemdikbud.go.id/

Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk menciptakan inovasi sehingga menghasilkan teknologi sederhana dan ramah lingkungan yang dapat segera kita terapkan untuk mengolah Sumber Daya Alam.

    Sumber daya Alam yang tidak dapat diperbarui apabila dipakai terus-menerus tentu akan habis. Bukan hanya habis, penggunaan yang tidak bijaksana dan tidak bertanggung jawab juga akan merusak lingkungan hidup. Dampak tersebut antara lain

A. Bencana Lumpur panas Lapindo

Merupakan salah satu contoh eksploitasi sumber daya alam yang menimbulkan bencana alam dan kemanusian

 
B. Pemanasan global
 Akibat eksplorasi sumber bahan bakar fosil dampaknya adalah timbul pemanasan global

 
C.Kerusakan habitat hewan dan tumbuhan akibat aktivitas eksplorasi sumber daya alam yang berlebihan

 
D.Timbulnya Bencana Alam.
Eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan akan menimbulkan bencana alam seperti banjir, dan tanah longsor

 Selanjutnya, Teknologi sederhana apa yang dapat kita tawarkan untuk mendukung Teknologi Ramah Lingkungan?

Teknologi sederhana dan ramah lingkungan yang bisa diterapkan salah satunya adalah Biogas dari sampah organic skala rumah tangga.

Biogas timbul dari hasil proses fermentasi sampah organik rumah tangga oleh bakteri anaerob yang hidup tanpa udara. Biogas antara lain terdiri dari: Metana sebesar 60%, karbondioksida 38%, dan 2%nya O2, H2, N2 dan H2S. Biogas ini dapat terbakar seperti gas elpiji, bahkan dalam skala besar bisa digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik.

Untuk membuat biogas dari sampah rumah tangga memang tidak semudah membuat tape. Secara umum gambaran cara membuat biogas yaitu:

1. Sampah organik dan kotoran sapi dikumpulkan dulu dalam satu tempat, yang biasanya disebut digester. Digester biasanya terbuat dari Fiberglass.

2. Sampah yang telah terkumpul ini dicampur dengan bakteri anaerob pembangkit metan.

3. fermentasi akan berlangsung dalam waktu tertentu sehingga menghasilkan biogas.

4. Biogas yang dihasilkan kemudian dialirkan ke dalam tabung khusus dan terpisah dari hasil gas sampingan.

5. Proses diatas berlangsung terus menerus dengan menambah sampah organik serta bakteri anaerob setelah kurun waktu tertentu.

Awalnya, reaktor biogas dibuat dengan beton model sumur dengan ukuran cukup besar. Hal ini tentunya akan membutuhkan biaya yang tinggi. Tahun 2000-an, telah mulai dikembangkan reaktor biogas (digister) skala kecil dan dengan konstruksi sederhana yang terbuat dari plastik (fiberglass) dengan harga relatif lebih murah.

Alat dan Bahan Membuat Biogas

Volume reaktor (plastik) : 300 liter

Besi Siku, Mur & Baut : 10 buah

Kompresor : 1 buah

Pengaman gas (Regulator) : 3 buah

Selang saluran gas : + 10 m

Kebutuhan bahan baku : 70% kotoran sapi dan 30% sampah organik                     (sayuran).

Roda : 5 buah

Tabung LPG : 3 tabung ukuran kecil

 

 

(Reaktor Biogas Rumah Tangga)

 

Komposisi masukan 30% sayuran dan 70% kotoran sapi menghasilkan gas metan lebih besar dibandingkan 50%: 50%. Kotoran sapi banyak mengandung bahan selulosa yang telah dicerna di perut sapi sehingga lebih mudah diuraikan oleh bakteri pembentuk gas metan yang berperan penting dalam proses metanogenesis untuk menghasilkan gas metana (CH4).

Dengan adanya teknologi sederhana yang ramah lingkungan maka kita dapat menjaga Sumber Daya Alam kita tetap lestari.

 

 

 

(sumber: kompasiana, bebeja, gasbio.wordpress.com, epetani.deptan.go.id, )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]